Thursday, January 23, 2014

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI)



SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI)

1.      Pengendalian Intern
adalah suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
      Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
      Pelaporan Keuangan yang handal
      Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang diberlakukan
2.      lima komponen yang saling terkait berikut ini :
      Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, : u/ mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.
      Penaksiran resiko : identifikasi dan analisis resiko dalam mencapai tujuan dan menentukan bagaimana resiko harus dikelola
      Aktivitas pengendalian : kebijakan yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
      Informasi dan komunikasi : interaksi yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
      Pemantauan : penentuan kualitas kerja pengendalian intern.

3.      keterbatasan bawaan yang melekat setiap SPI
      Kesalahan dalam pertimbangan. karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu atau tekanan lain.
      Gangguan. karena lalai tidak adanya perhatian, atau kelelahan akibat pengendalian intrn lemah.
      Kolusi. Tindakan melakukan kecurangan karena pengendalian intern yg dianggap lemah.
      Pengabaian oleh manajemen. Dilakukan untuk keuntungan diri sendiri
      Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan SPI tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut.
4.      Pemahaman SPI
secara umum, auditor memperoleh pemahaman SPI untuk perencanaan audit. Untuk tujuan perencanaan audit, pemahaman yang harus diperoleh meliputi:
·        -Perencanaan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan masing-masing elemen struktur pengendalian.
·        -Penerapan dalam kegiatan perusahaan sehari-hari.

Secara khusus, pemahaman auditor tentang SPI adalah digunakan untuk :
·        -kemungkinan atau tidaknya audit dilaksanakan
·        -salah saji material yang potensial dapat terjadi
·        -risiko deteksi
·        -perancangan pengujian substantif

5.      Sasaran pengendalian intern
·       - Mendukung operasi perusahaan yang efektif dan efisien.
·        -Laporan Keuangan yang handal/akuntabel
·        -Perlindungan asset
·        -Mengecek keakuratan dan kehandalan data akuntansi
·        -kepatuhan dengan hukum dan peraturan –peraturan yang berlaku
·        -membantu menentukan kebijakan manajerial

6.      Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan agar
·        -Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
·        -Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.
·        -Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

7.      Adapun 8 (delapan) tujuan pengendalian intern terperinci yang sudah mencakup kepentingan pokok akuntan pemeriksa sesuai dengan asersi manajemen :
·        -Transaksi yang tercatat adalah wajar. (Asersi Penyajian dan Pengungkapan )
·        -Transaksi yang tercatat adalah sah (Asersi Penyajian dan Pengungkapan )
·        -Transaksi diotorisasi sebgaimana mestinya  (Asersi Penilaian)
·        -Transaksi yang ada sudah di catat (Asersi Keberadaan dan Keterjadian )
·        -Transaksi dinilai sebagaimana mestinya (Asersi Penilaian)
·        -Transaksi diklasifikasikan sebagaimana mestinya  (Asersi Hak & Kewajiban )
·        -Transaksi dicatat pada waktu yang tepat ( Asersi Keberadaan dan Keterjadian
·        -Transaksi dimasukkan dgn tepat ke dlm catatan pembantu dan diikhtisarkan dengan benar. (Asersi Penyajian dan Pengungkapan )

8.      Aktifitas Pengendalian 
(a)   Pembagian Tugas
Ada 4 pedoman dalam pembagian tugas untuk mencegah kekeliruan yang disengaja maupun tidak menjadi perhatian khusus adalah sbb :
·        Pemisahan pengelolaan Aktiva-Akuntansi  untuk menghindarkan perusahaan dari penipuan.
·        Pemisahan Otorisasi-Penanganan Aktiva  Sebaiknya orang yang memberikan otorisasi transaksi tidak turut berpatisipasi dalam pengendalian terhadap  aktiva yang bersangkutan.
·        Pemisahan Tugas dalam Fungsi Akuntansi   untuk menghindari kesalahan yg tidak disengaja  yg nantinya tidak terungkap dan mendorong pelaksanaan kerja yang serampangan.
·        Pemisahan Operasi/Akuntansi/Pencatatan  departemen fungsi unit dan laopran akuntansi mempunyai sifat independen, seharusnya bekerja secara bersama-sama agar hasil kegiatan lebih akurat. Sedangkan pencatatan lebih baik dipisahakan tetapi dalam pengawasan seorang controller.
(b)   Prosedur Otorisasi yaitu Agar prosedur pengendalian berjalan dengan baik, setiap transaksi harus diotorisasi semestinya. Apabila seseorang dalam organisasi dapat  dapat melakukan pembelian dan penjualan aktiva dengan sekehendak hatinya, pasti akan timbul kekacauan.
(c)    Dokumen dan Catatan memadai, yaitu hal ini penting dalam system, karena berpengaruh pada masalah pengendalian.
(d)   Pengamanan Fisik, yaitu untuk tujuan safeguarding assets. Pengamanan fisik tersebut merupakan salah satu bentuk pengendalian intern.
(e)   Verifikasi Independen , yaitu kecermatan data antara hasil dua orang atau lebih atas satu transaksi yang sama, namun saling tidak mempengaruhi karena mereka bekerja tidak terikat (Independent).

9.      Tujuan Auditor memahami struktur pengendalian intern adalah sebagai berikut  :
·       - Memenuhi standar auditing khususnya standar pelaksanaan auditing nomor dua.
·        -Untuk menentukan kemungkinan dilakukannya pemeriksaan.
·        -menentukan luasnya ruang lingkup audit atau menentukan bukti-bukti audit yang harus dikumpulkan
·        -Membantu manajemen dalam perbaikan SPI jika perlu.

10.  siapa yang bertanggung jawab terhadap pengendalian internal
Menurut COSO :
·        -semua orang dalam organisasi yaitu Manajemen, Dewan direksi, Komite Audit, dan Personel lainnya bertanggung jawab terhadap pengendalian internal.
·        -karena semua orang dalam organisasi memiliki peran dalam pengendalian internal, sehingga pengendalian internal tidak dapat berjalan dengan baik apabila ada salah satu anggota yang tidak menjalankan perannya dalam pengendalian internal.



Materialitas


MATERIALITAS

1.     Materialitas merupakan tingkat salah saji materil yg masi bisa diterima yang mempengaruhi pertimbangan auditor untuk kecukupan ( kuantitas ) bukti audit .

2.     Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa  salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.

3.     Auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam :
         Perencanaan  Audit.
          Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar sesuai Pernyataan Standart Akuntansi Publik (PABU)
4.      mengapa Laporan Keuangan mengandung salah saji material  ?
·        Penerapan yang keliru PABU
·        Penyimpangan Fakta
·        Penghilangan Informasi
5.     Materialitas dalam tingkat Laporan Keuangan menjadi penting diperhatikan oleh auditor  disebabkan ?
         - Laporan keuangan saling terkait
·                   - Prosedur auditing dipergunakan lebih dari satu laporan yang ada dalam laporan
          keuangan, dimana saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

6.     Tingkat Materialitas :
      Materialitas pada tingkat perencanaan merupakan keputusan ditetapkan pada saat perencanaan audit, meliputi : tingkat materialitas pada laporan keuangan dan saldo akun.
      Materialitas pada pelaksanaan audit digunakan pd saat mengevaluasi bukti audit (salah saji) dalam pelaksanaan audit. Agar salah saji kewajaran Laporan keuangan  tidak melebihi tingkat materialitas. 

7.     Dalam  Perencanaan audit , auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat penilaian materialitas :
·      

         (1) Tingka laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas  sampai laporan keuangan secara keseluruhan. Materialitas laporan keuangan adalah salah saji minimum keseluruhan laporan keuangan yang cukup penting yg merupakan salah saji material yg dpt dipertimbangkan .


Contoh :
Pt. ZZZ mempunyai total aktiva Rp. 100 M. Terjadi salah saji sebesar Rp. 700 juta. Apakah pendapat auditor mengenai salah saji materil pada laporan keuangan Pt. ZZZ sudah wajar/tidak?
Jawab :
-menghitung tingkat materialitas =1% x Rp. 100 M = Rp. 1 M
- salah saji sebesar Rp. 700 juta
- jadi, pendapat auditor jika salah saji sebesar Rp. 700 juta berarti kurang dari nilai tingkat materialitas Rp. 1 M ( Rp. 700 juta < Rp. 1 M). maka, total aktiva wajar karena tidak melebihi tingkat materialitas sebesar 1 M.

(2)Tingkat saldo akun karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan. Materialitas saldo akun adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji material yg masih bisa ditoleransi.


        

Contoh :
Pt. ZZZ mempunyai total aktiva Rp. 100 M. Apakah pendapat auditor mengenai salah saji materil saldo akun Pt. ZZZ sudah wajar/tidak. Jika diketahui salah saji tiap saldo akun berikut ini :\
                            -kas                      Rp. 40 juta
            -piutang usaha   Rp. 200 juta
            -persediaan       Rp. 200 juta
             -aktiva tetap     Rp. 300 juta
    Jawab :
           -menghitung tingkat materialitas =1% x Rp. 100 M = Rp. 1 M
  - menghitung alokasi materialitas pad tiap akun :
Kas                              = 5% x Rp. 1 M = Rp. 50 juta
            Piutang usaha         =15% x Rp. 1 M = Rp. 150 juta
            Persediaan               =30% x Rp. 1 M = Rp.300 juta
            Aktiva tetap             =50% x Rp. 1 M = Rp. 500 juta
-jadi, untuk menentukan wajar/ tidak menurut pendapat auditor dilihat table berikut ini  berdasarkan perhitungan barusan :           

   


Keterangan :
wajar karena salah saji < tingkat materialitas
Tidak wajar karena salah saji > tingkat materialitas

8. Hubungan Materialitas :
·       -Semakin rendah tingkat materialitas , semakin besar jumlah bukti audit yg diperlukan ( hubungan terbalik ). Begitu sebaliknya.
·             -Semakin tinggi saldo akun, semakin banyak bukti audit yg diperlukan  (hubungan searah)