MATERIALITAS
1.
Materialitas
merupakan tingkat salah saji materil yg masi bisa diterima yang mempengaruhi
pertimbangan auditor untuk kecukupan ( kuantitas ) bukti audit .
2.
Konsep materialitas berkaitan
dengan seberapa salah saji yang terdapat
dalam asersi dapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak
terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
3.
Auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam :
•
Perencanaan Audit.
•
Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan
secara keseluruhan disajikan secara wajar sesuai Pernyataan Standart Akuntansi
Publik (PABU)
4.
mengapa Laporan
Keuangan mengandung salah saji material
?
·
Penerapan yang keliru PABU
·
Penyimpangan Fakta
·
Penghilangan Informasi
5.
Materialitas dalam tingkat Laporan Keuangan menjadi
penting diperhatikan oleh auditor
disebabkan ?
- Laporan keuangan saling terkait
· - Prosedur auditing dipergunakan lebih
dari satu laporan yang ada dalam laporan
keuangan, dimana saling berkaitan
antara satu dengan yang lain.
6.
Tingkat Materialitas :
• Materialitas pada tingkat perencanaan
merupakan keputusan
ditetapkan pada saat perencanaan audit, meliputi : tingkat materialitas pada
laporan keuangan dan saldo akun.
• Materialitas pada pelaksanaan audit digunakan pd saat mengevaluasi bukti
audit (salah saji) dalam pelaksanaan audit. Agar salah saji kewajaran Laporan
keuangan tidak melebihi tingkat
materialitas.
7.
Dalam Perencanaan audit , auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat
penilaian materialitas :
·
(1) Tingka laporan keuangan karena pendapat auditor
mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan secara keseluruhan. Materialitas
laporan keuangan adalah salah saji minimum keseluruhan laporan keuangan
yang cukup penting yg merupakan salah saji material yg dpt dipertimbangkan .
Contoh :
Pt. ZZZ
mempunyai total aktiva Rp. 100 M. Terjadi salah saji sebesar Rp. 700 juta.
Apakah pendapat auditor mengenai salah saji materil pada laporan keuangan Pt.
ZZZ sudah wajar/tidak?
Jawab :
-menghitung tingkat materialitas =1%
x Rp. 100 M = Rp. 1 M
- salah saji sebesar Rp. 700 juta
- jadi, pendapat auditor jika salah
saji sebesar Rp. 700 juta berarti kurang dari nilai tingkat materialitas Rp. 1
M ( Rp. 700 juta < Rp. 1 M). maka, total aktiva wajar karena tidak melebihi
tingkat materialitas sebesar 1 M.
(2)Tingkat saldo akun karena auditor menguji saldo akun
dalam memperoleh
kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan. Materialitas
saldo akun adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu
saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji material yg masih bisa
ditoleransi.
Contoh :
Pt. ZZZ
mempunyai total aktiva Rp. 100 M. Apakah pendapat auditor mengenai salah saji
materil saldo akun Pt. ZZZ sudah wajar/tidak. Jika diketahui salah saji tiap
saldo akun berikut ini :\
-kas Rp.
40 juta
-piutang usaha Rp. 200 juta
-persediaan Rp. 200 juta
-aktiva tetap Rp. 300 juta
Jawab :
-menghitung tingkat materialitas =1% x Rp. 100 M =
Rp. 1 M
- menghitung alokasi materialitas pad
tiap akun :
Kas = 5% x Rp. 1 M = Rp. 50 juta
Piutang
usaha =15% x Rp. 1 M = Rp. 150
juta
Persediaan =30% x Rp. 1 M = Rp.300 juta
Aktiva
tetap =50% x Rp. 1 M = Rp. 500
juta
Keterangan :
wajar karena salah saji < tingkat
materialitas
Tidak wajar karena salah saji >
tingkat materialitas
8. Hubungan Materialitas :
·
-Semakin rendah tingkat materialitas , semakin besar jumlah
bukti audit yg diperlukan ( hubungan terbalik ). Begitu sebaliknya.
· -Semakin tinggi saldo akun, semakin banyak bukti
audit yg diperlukan (hubungan
searah)
No comments:
Post a Comment