Tuesday, October 8, 2013

BOB SADINO MEREKABILANG SAYA GILA

BOB SADINO MEREKA BILANG SAYA GILA


Lahir dengan nama Bambang Mustari Sadino di Tanjung Karang, Lampung, pada 9 Maret 1933, sejak kecil merasakan hidup berkecukupan bahkan boleh dibilang lebih, karena sang ayah seorang guru negeri. latar pendidikan tamat SMA, pernah kuliah di fakultas Hukum Universitas Indonesia tapi ditinggal untuk bekerja di Unilever, bekerja di pelayaran dan ekspesidi membuat Bob harus melanglang buana bahkan pernah tinggal dan bekerja selama 9 tahun di Hamburg dan Amsterdam

Hidup mewah dan kerja di perusahaan orang lain membuat pertentangan dalam batin, hingga pada tahun 1967 memutuskan kembali ke Jakarta dan memulai hidupnya dari nol. orang menganggap itulah keputusan pertama Bob untuk mengubah hidupnya, ingin menjadi miskin yang sesungguhnya, dan memulai pekerjaan barunya sebagai sopir taksi gelap.

Setelah taksi dan hatinya hancur, Bob harus menyambung hidup keluarganya dengan pekerjaan apa saja. jadilah ia kuli bangunan dengan upah hanya seratus rupiah setiap harinya. di sinilah ia merasakan arti kemelaratan yang sesungguhnya. sampai suatu ketika Bob dihadapkan pada pilihan yang teramat ekstrim. “kalau kamu merokok malam ini, besok kita tidak bisa beli beras. kalau masih mau beli beras, yang enggak usah merokoklah” pinta istrinya Soelami Soejoed, mantan karyawati Bank Indonesia di Amerika.

Atas peristiwa di atas Bob memutar otak dan mengetuk nuraninya sendiri. muncullah pikiran untuk melakukan trade off, beras dapat tapi mulut tetap berasap. lalu ia mengambil kembali putung-putung rokok dan memilinnya kembali menjadi rokok. Dan, malam itu ia tetap bisa merokok tanpa perlu mengorbankan sisa uang yang hendak dibelikan beras

Melihat keadaan Bob yang memprihatinkan, teman-teman dan saudaranya menawarkan bantuan, tapi jawaban Bob sangat tegas, “satu-satunya bantuan yang saya perlukan adalah jangan bantu saya”. kata-kata inilah yang melecutkan dirinya sehingga muncul usaha ternak telur ayam, dan telurnya dijual dari pintu ke pintu hingga berdiri toko Kemchick.
Sejarah hidup Bob berubah karena tidak adanya pilihan lain, serta kekuatan survival yang sangat kuat akibat deraan kemiskinan yang dia pilih sendiri, dengan kesadaran diri sepenuhnya. saat melangkah dengan memiskinkan diri, sejatinya Bob sedang mengosongkan kehidupannya diganti isi-isi baru, pengalaman baru serta berbagai variasi kehidupan. kalau orang miskin tidak ada pilihan lain, sementara yang bisa dilakukan hanya berwiraswasta, maka wiraswasta itulah kekuatan satu-satunya untuk mengubah hidupnya

RODA BOB SADINO
           
           
            Roda Bob Sadino yang disebutnya RBS adalah suatu diagram yang menggambarkan perputaran kehidupan seseorang, yang di dalamnya berlangsung proses pembelajaran berupa dialektika atau sintesis antara ilmu/teori dan praktik, yang pada akhirnya menggambarkan tingkat kemampuan, kecakapan, atau kompetensi seseorang sebagai proses pembelajaran dalam dunia entrepreneur, terdiri dari Tahu, Bisa, Terampil dan Ahli.
Kuadran pertama adalah TAHU, digunakan oleh Bob Sadino untuk menggambarkan proses belajar di sekolah pada umumnya atau di kampus, semakin bayak teori dan informasi yang dikuasai, maka semakin banyak tahu pula seseorang, dan makin pinterlah sebutannya. Kelemahan kuadran TAHU adalah soal praktik di lapangan atau kehidupan, teori yang dikuasai tidak otomatis dapat diaplikasikan di masyarakat, karena banyaknya teori yang sudah ketinggalan jaman. Bob menggambarkan orang-orang di Kuadran TAHU seperti mereka sedang belajar menembak. Orang ini dibekali berbagai macam teori, teknik menembak jitu, tetapi tidak pernah dipegangi senapan beserta pelurunya
Kuadran kedua adalah BISA atau kuadran masyarakat atau kuadran jalanan, sebagai gambaran orang tidak sekolah, titik berangkatnya adalah praktik, melakukan tindakan, mengerjakan sesuatu, dan sepenuhnya belajar dari proses tersebut dan berulang-ulang menjadikan orang yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa. seperti halnya belajar menembak pada kuadran ini belajarnya dengan memegang senapan dan menembak ke sasaran yang dituju, tembakan kesatau atau kedua meleset, tetapi pada tembakan berikutnya baru tepat sasaran karena diulang-ulang, sehingga mereka tahu tentang cara menembak jitu

Kuadran ketiga adalah TERAMPIL, tempat mereka yang telah melewati kuadran TAHU dan BISA dengan waktu yang dibutuhkan antara 20-30 tahun, yaitu orang yang responsible (memiliki kemampuan merespon setiap permasalahan dengan tepat) dan accountable (kemampuan mengatasi persoalan secara bertanggung jawab). Bila diilustrasikan belajar menembak, maka orang ini sudah mampu menembak dengan baik karena bisa mempertanggung jawabkan setiap peluru yang ditembakkannya
Kuadran terakhir dinamakan kuadran AHLI, kuadran EXPERT atau PROFESIONAL, dalam konteks entrepreneurship disebut oleh Bob sebagai kuadran entrepreneur. melanjutkan ilustrasi belajar menembak, kategori penembak hebat dan memiliki trik-trik tertentu. Para professional juga mempunyai kelemahan, karena perlu adanya proses berputar dari kuadran satu ke kuadran lainnya seperti gerakan jarum dan bandul, ibarat jam, kalau jarumnya atau bandulnya berhenti, berarti sedang membunyikan lonceng kematiannya sendiri, dari perputaran antar kuadran inilah sebenarnya akar kemiskinan dapat dikurangi.

REVOLUSI SISTEM PENDIDIKAN
Bob merasa prihatin dengan banyaknya pengangguran terdidik, ini pertanda sistem pendidikan kita salah. Menurut Bob sekolah tinggi yang benar itu ya kedokteran, karena sejak awal, selain belajar teori mereka juga belajar praktik terus berproses hingga akhir masa studi.

Kondisi berbalikan pada sekolah tinggi pertanian, tidak pernah praktik, tidak pernah pegang pacul, mereka tahu cara bertani, tetapi aslinya tidak bisa bertani apalagi mau jadi petani, justru memilih kerja di bank, jadi wartawan atau perusahan lainnya

Para sarjana kita dikondisikan oleh sistem pendidikan yang mengajarkan TAHU dan tidak memedulikan untuk BISA. Bagi Bob Sadino, yang saya lihat sekarang ini bukan pendidikan, tapi pengajaran. Artinya guru hanya memindahkan isi kepala si guru kepada kepala si murid, sudah. Berangkat dari perspektif entrepreneur, pendidikan harus didasarkan pada teori yang dipraktikkan, guru tidak sekedar memberi tahu, tapi harus memberi contoh melakukannya. Mendidiklah dengan keteladanan, tidak hanya lewat mulut atau verbal saja, seperti yang dipraktekkan di sekolah kejuruan

SANDARAN CALON ENTERPRENEUR
1.      Memiliki kemauan untuk menjadi pengusaha atau wiraswasta.
2.     Tekad yang kuat atau komitmen yang kuat.
3.     Keberaniaan mengambil peluang.
4.     Tahan banting atau tidak cengeng
5.     Bersyukur.

“ Namun, yang terbaik tetaplah menjalankan usaha sendiri sambil belajar dan terus belajar dari kesalahan – krsalahan yang perna dilakukan. Dari kesalahan – kesalahan itu pula sejatinya terbentang sekian banyak peluang yang mungkin tak terpikir sebelumnya. Kadang dan tidak jarang peluang itu letaknya justru ada dalam kesalahan yang perna dibuat.




SENI BERBISNIS BOB SADINO

1.        Mengalir dalam bisnis
2.       Hidup dalam resiko Bisnis
3.       Piawai berkomunikasi
4.       Service Excellent

LINGKARAN BOB SADINO
Bob menggambarkan tahapan-tahapan kematangan kehidupan seseorang dalam tiga bentuk lingkaran yang disebutnya Lingkaran Bob Sadino (LBS) sebagai modifikasi dari ide Gede Pramana (tokoh inspirator muda yang dikagumiBob)

Pertama lingkaran HITAM-PUTIH (berisi logika dan cara berpikirnya hitam-putih, salah -benar, siang malam dsb), lingkaran ABU-ABU (hati atau kebijaksanaan, moderasi dengan melihat pada dua belah sisi, ketika orang melihat sebagai kesalahan orang ini mampu menemukan sisi kebenaran atau sebaliknya inilah lingkaran oran entrepreneur) dan lingkaran KOSONG (seolah kosong tetapi sebenarnya penuh isi dan tidak hampa, memiliki logika sendiri alias otonom, karena tempatnya iman, kepercayaan dan keyakinan)

Kini semakin nyatalah, bahwa setiap ucapan, pikiran dan tindakan Bob yang merdeka dan otonom itu seperti tidak lepas dari sandaran spiritualitasnya, bahwa hidupnya telah diatur, diarahkan, dan ditentukan oleh sang Pencipta. Dan bila diselami lebih jauh betapa Bob Sadino telah memasuki tahapan lingkaran KOSONG, ikhlash dan penyerahan total kepada sang pencipta

MAHASISWA BERWIRAUSAHA
           
            Berangkat dari maraknya demonstrasi mahasiswa, utamanya demonstrasi kenaikan harga BBM oleh pemerintahan SBY-JK yang bertepatan dengan penulisan buku ini, Bob memandang wajar, tapi yang paling relevan sebenarnya adalah gerakan wiraswasta. Bob sering meneror dosen dan mahasiswa agar melakukan perubahan drastis dengan merujuk buku karya Edy Zaques yang berjudul “Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah” bila dibalik “Lu Sekolah, Kapan Lu Kaya”. Kalu ingin kaya jadilah entrepreneur dan keluar kampus sekarang dan jangan pernah kembali
Ketika meneror para mahasiswa supaya keluar dari kampus, Bob mengaku tidak pernah menyatakan sekolah atau kampus itu jelek, tetapi supaya para mahasiswa berproses, berpikir, dan berani menggeser paradigmanya. bahwa titel sarjana, penguasaan teori, atau jadi orang yang serba tahu itu tidak cukup untuk bergelut dengan tantangan di masyarakat
Upaya mengurangi pengangguran dari kalangan terdidik sesungguhnya bisa dimulai dengan mengenalkan semangat wiraswasta di kalangan mahasiswa. Energi mahasiswa yang sangat berlebih itu mestinya juga diarahkan kepada aktivitas kewiraswastaan. gejala yang tumbuh di kota-kota besar sudah menunjukkan bahwa ada cukup banyak mahasiswa yang bergerak ke arah tersebut. Masalahnya, dapatkah gejala mahasiswa wiraswasta itu lebih digemakan dan ditumbuhkan lagi ?

MENCIPTAKAN DAN MEMANFAATKAN PELUANG

Menurut Bob Sadino cara mencari, menciptakan dan menangkap peluang adalah jadilah pioner atau yang pertama, be the fisrt, kalau tidak bisa jadilah yang terbaik, be the best, kalau tidak bisa jadilah berbeda, be different. Entrepreneur harus mendayagunakan semua potensi yang sudah ada dan melekat diri mereka. Itu saja titik berangkatnya
Bob menunjuk pada kiprak kepionerannya menerapkan konsep apartemen full service, Kemchicks tengah berkolaborasi dengan Agung Sedayu Group membangun apartemen mewah The Mansion di wilayah elit Kemang, Jakarta Selatan. dengan pelayanan layaknya sebuah hotel bintang lima kepada para penghuninya, dengan Kemchick sebagai dapurnya
Tanpa ketangguhan dan semangat entrepreneurship, serta keberanian mengambil peluang yang ada, ide sekreatif dan sebrilian apapun tidak akan mendatangkan hasil. Maka dari itu soal peluang sesungguhnya bukan masalah lagi bagi siapa pun yang berjiwa wiraswasta sejati. Dan bisnis yang tidak jauh jaraknya dengan masalah “perut” juga alasan filosofinya. Bob Sadino menyitir sebuah ungkapan jawa yang berbunyi “urip iku nguripi”, hidup itu tujuan yang sebenarnya adalah untuk menghidupi orang lain, jadi berwiraswasta ada nilai kemanusiaan yang dalam yaitu memberikan penghidupan.

PEMIMPIN WIRASWASTA
           
            Berbicara tentang pemimpin wiraswastawan, tentu saja yang dimaksud Bob adalah sosok yang berdasarkan konsepsi RBS, pemimpinn yang sudah bangun jatuh dan matang di kuadran masyarakat sajalah yang peka serta mengerti kondisi riil masyarakatnya.
Untuk gagasan pemimpin wiraswasta ini, Bob menukik lebih dalam lagi dengan menyebutkan contoh Nabi Muhammad, yang selain sebagai pemimpin politik dan umat, beliau juga seorang pedagang yang tangguh dan sangat sukses di zamannya. Dagang sebagai unsur kewiraswastaan jelas-jelas bisa menjadi pilar kekokohan kehidupan ekonomi suatu rakyat.
Bob melihat justru wakil-wakil rakyatlah yang menghambat bagi gerakan wiraswasta nasional. Semestinya wakil rakyat menangkap minat masyarakat terhadap dunia wiraswasta yang semakin tinggi, namun gejala itu sama sekali tidak ditangkap dan disokong oleh parlemen. Semestinya, wakil-wakil kita di parlemen menangkap itu, dan menggunakannya untuk mempengaruhi menteri-menteri dan presidennya, supaya lebih mengerakkan dunia wiraswasta kita
Jadi dalam situasi sesulit dan sekacau apapun, seorang pemimpin harus siap dan berani mengambil resiko atau berkorban demi orang yan dia pimpin, ini adalah wilayah pemimpin yang sudah sampai ke tahap lingkaran KOSONG tahap iman dan keikhlasan. Sebagai bekas pelaut, Bob mengerti betul apa makna paling mendasar dari kata pemimpin bangsa seperti nahkoda atau kapten kapal. Kalau kapal terombang-ambing dan nyaris tenggelam, dia akan perintahkan supaya semua penumpang dan anak buahnya menyelamatkan diri terlebih dahulu. Sang kapten adalah orang terkahir yang menyelamatkan diri. Bahkan bila perlu dia korbankan nyawanya. Asal seluruh penumpang dan awak yang dipimpinnya selamat. Itulah pemimpin sejati

No comments:

Post a Comment